Photo by Israel Andrade on Unsplash

Tulisan ini adalah tulisan lama yang telah berdebu karena terlalu lama berada di halaman draft dan baru ketemu habis sholat tadi ✌️

Tak terasa waktu telah berjalan menemani jiwa ini mengarungi samudra kehidupan yang masih tersesat mencari pelabuhan untuk beristirahat .

Adik adik telah tumbuh dewasa dan banyak dari paman yang telah berkacamata dan tumbuh uban, ditambah lagi kabar duka yang silih berganti menghampiri dari sesepuh kampung ataupun kerabat yang sepuh .

Mereka yang dulunya masih bayi kini telah berlari lari sambil memegang gawainya dan menunjukan sebuah video di youtube atau sekadar bergabung bermain gim bersama .

Malam ini saya sekadar berbagi pengalaman mengenai suasana dulu dan sekarang dalam pekerjaan . Mulai dari lulus sekolah sampai sekarang .

Dalam setahun pertama kerja, waktu itu masih awam dalam dunia kerja walaupun saya pernah magang di sebuah kantor IT namun tahun pertama itu yang membuat saya kagok, karena beberapa materi yang belum di ajarkan di sekolah apa lagi tugas akhir yang berfokus pada teknologi lama .

Tiga bulan itu saya selalu membuat planning, menulis, belajar bahasa pemrograman swift hingga ber-angan angan di kepala .

Selalu menyemangati diri dan tak memadamkan mimpi .

Suasana kerja yang awalnya canggung namun perlahan lahan bisa menyesuaikan karena senior saya yang selalu membimbing saya dalam hal teknis ataupun sekadar memberi motivasi .

Selalu menginap antara tiga hari dua malam (Senin, Selasa dan Rabu) dan dua hari satu malam (Kamis, Jumat) agar uang untuk transportasi bisa cukup dan se imbang sampai akhir bulan karena waktu itu saya masih belum memiliki kendaraan sendiri .

Sepi, Sunyi dan Hampa

Itulah dari segelintir suasana yang saya rasakan saat malam hari, merenung apakah begini suasana jika di tinggal orang tua nanti .

Di sela waktu juga saya membaca, belajar dan menyelesaikan proyek dari kantor .

Entah apakah belajar di malam hari tanpa istirahat benar benar efektif untuk mencurangi waktu yang semakin tipis yang jelas bagi saya tidak efektif! .

Untuk kembali ke rumah yang berada di wilayah barat Kota Surabaya, saya naik ojek online lalu oper dengan angkutan kota dan hal itu membuat saya harus membuang waktu selama dua jam di perjalanan

Aktivitas berulang tersebut telah saya jalani dalam rentang waktu satu tahun hingga memutuskan untuk menunda kuliah, entah sampai kapan?

Bagaimana dengan sekarang?

Secara garis besar, aktivitas saya tidak berubah . mulai dari berangkat kantor, mengerjakan proyek pulang kantor, ulangi! .

Namun sekarang suasananya sudah berbeda .

Senior saya telah resign dari kantor dan melanjutkan karirnya di Jakarta .

Beberapa orang baru telah datang dan silih berganti di kantor .

Teman sekantor saya memutuskan remote .

Suasana kantor yang dahulu canggung kini mulai tertata dan para rekan kerja bercengkrama lebih akrab, begitu juga dengan yang masih magang .

Kantor sekarang mulai bersolek dengan mendatangkan barang barang baru untuk menunjang peforma pekerjaan dan tampak semak berlukar yang menutupi teras kini telah di babat habis dan memberikan kesan luas dan bebas, lebih rapi dan lebih bersih dari sebelumnya .

Saya sekarang memiliki kendaraan sendiri dan pulang setiap hari agar ayah senang melihat saya di rumah

Saya menemukan passion dan bagaimana karya saya bisa di hargai, saya percaya hal tersebut adalah untuk membuat aplikasi yang berkualitas

Akhirnya menikmati hidup seperti masyarakat urban yang dimana antara pekerjaan, ibadah dan keluarga menjadi seimbang .

Saat ini sudah mulai tertata apa yang harus saya lakukan dan beberapa rencana yang mandek kini perlahan mulai, walaupun masih awal tapi tetap berusaha konsisten .

Kesimpulannya sekarang kehidupan mulai membaik dan tinggal bagaimana cara menjalani dan menikmatinya .

--

--

Dimas Pramudya Sumarsis
Dimas Pramudya Sumarsis

Written by Dimas Pramudya Sumarsis

A Yeagerist who write codes, interest with past, future, black and white images and writing sometimes

No responses yet