Niskala Penghujung Tahun

Dimas Pramudya Sumarsis
2 min readDec 27, 2023

--

Photo by Matteo Catanese on Unsplash

Secangkir teh tawar menemani malam ini dengan awalan satu kali tegukan yang menenangkan hati.

Halo kawan sudah lama kita tidak bersua. Mungkin sekiranya sudah hampir setahunan saya tidak menulis di medium ini.

Saya pun hampir lupa kalau saya memiliki wadah untuk menulis dan memang saya sering menulis namun hanya dalam berbentuk barisan kode yang tersusun rapi menjadi perangkat lunak gawai yang sekarang dinikmati para penggila kriptokurensi.

Ada beberapa hal yang mungkin ingin aku bagi, hanya sederhana saja namun setidaknya bisa meninggalkan jejak kedepan jika saya kembali lagi pada wadah ini.

Malam begitu sunyi ketika saya mulai tulisan ini dengan berakhirnya jenjang semester tiga pada perkuliahanku di Universitas Terbuka, kampus para pekerja yang ingin memperoleh gelar akademik tanpa meninggalkan tempat ia mencari makan.

Begitu juga dengan suasana perkuliahannya yang begitu menyibukkan hingga hampir meracaukan segalanya, syukurlah ini masih bisa terkendali.

Pertengahan tahun ini pula saya resign dari kantor lama saya, sudah hampir lima tahun saya mengabdi disana, karena suatu faktor saya terpaksa menyudahi semuanya.

Semoga saja lekas membaik.

Memasukki kantor baru dengan suasana baru dengan struktur organisasi yang lebih kompleks namun intensitas pekerjaan melandai daripada kantor lama.

Disini saya bisa fokus dengan apa yang saya kerjakan tanpa harus multitasking berlebihan dan pastinya gaji yang menjanjikan.

Bukankah kita harus memiliki insting berburu untuk bertahan hidup?

Di tahun ini pula banyak bertemu dengan orang baru, cerita baru, semangat baru dari berbagai tempat seperti kampus, kantor baru dan tempat-tempat lain yang membuka perspektif pikiran.

Jika ditelisik, dunia tidak sesempit itu, kesempatan tidak berpaku pada satu tempat, bisa saja orang yang kamu ikuti sebelumnya sudah tidak lagi memiliki kompetensi sesuai harapan yang dimana ia masih berpaku dengan cara-cara primitif dalam mengarungi samudera.

Terakhir saya juga menemukan cinta baru disela-sela perkuliahan, saya juga tidak mengerti disela seperti ini masih bisa bertemu dengannya yang dimana dia cantik dan mengerti apa yang kurasa.

Meski sebelumnya menemui jalan terjal yang hampir membuat akhir semester duaku berantakan, Tetapi ya sudahlah kita sudah mempunyai jalan cerita masing-masing.

Begitulah yang bisa aku bagi, mungkin terlihat biasa namun perjalanannya lumayan terasa hehe.

--

--

Dimas Pramudya Sumarsis

A Yeagerist who write codes, interest with past, future, black and white images and writing sometimes