Hijrah ke Minimalis

Dimas Pramudya Sumarsis
2 min readJun 4, 2021

--

Photo by Bench Accounting on Unsplash

Hidup minimalis menjadi bagian yang bisa saya deklarasikan sebagai gaya hidup saya saat ini, berawal dari kebiasaan merapikan barang entah itu kertas, buku, pakaian dan lain lain . Hanya sebatas itu dulu .

Terkadang kita merasa sukar melihat barang yang menumpuk karena kita enggan untuk membuang atau menyumbangkan karena barang tersebut memiliki memori dan rasa ingin memiliki barang tersebut walaupun sudah berbulan bulan kita tidak menyentuhnya .

Sah sah saja menyimpan barang barang tersebut namun perlu kita ketahui, semakin lama kita membeli barang baru, barang tersebut akan menumpuk dengan barang yang lama dan tanpa sadar kita juga membeli barang yang kebutuhannya sama dengan barang lama . pada akhirnya kita tidak memiliki tempat untuk menyimpan barang barang tersebut .

Jujur saja dulu saya juga melakukan hal begini, bahkan ada beberapa baju dari waktu SMP yang saya pakai walaupun itu kekecilan karena merasa sayang kalau dibuang apalagi disumbangkan, karena pakaian itu memiliki memori yang berkesan waktu saya menang lomba .

Singkat cerita ketika lulus, pikiran saya menumpuk entah itu karena beban pekerjaan ataupun tanggungan orang tua apalagi suasana kamar saya yang penuh dengan barang barang yang tak jelas apakah saya akan menggunakannya atau tidak .

Entah saya gabut atau apa ya hehe, saya memilah pakaian dan kertas kertas yang tak terpakai untuk di buang dan disumbangkan, dari pakaian waktu SMP tadi sampai kertas kertas berisi ya ulangan ulangan harian yang menumpuk hingga terkumpul 15 pakaian dan banyak helai kertas .

Wah longgar juga .. pikiranku ketika usai decluttering barang .

Setelah itu menata ulang kamar menjadi senyaman mungkin apalagi hari kamis sampai jumat saya work from home sejak pandemi ini .

Minimalisme mengajarkanku berbagai hal mengenai kehidupan yang sederhana dan kehidupan yang membuat kita fokus terhadap tujuan .

Minimalisme juga yang merubah pola pikir konsumerismeku menjadi pola pikir yang lebih bersyukur .

Minimalisme paling memengaruhiku untuk lebih berpikir jernih sebelum mengambil sebuah keputusan yang krusial

Awalnya saya merasa seperti kosong ketika mengeluarkan barang barang tidak perlu dan merasa ringan seperti kapur bewarna putih, Lambat laun mulai terasa manfaat yang didapatkan .

Minimalisme bisa menjadi sebuah terapi buat kamu yang ingin meninggalkan pola hidup berlebihan dan bisa menjadi obat buat kamu yang merindukan ketenangan, namun seperti obat pada umumnya mungkin saja tidak cocok untuk kamu yang selalu keluar mencari hiruk pikuk dunia .

--

--

Dimas Pramudya Sumarsis
Dimas Pramudya Sumarsis

Written by Dimas Pramudya Sumarsis

A Yeagerist who write codes, interest with past, future, black and white images and writing sometimes

No responses yet