Digital Minimalism: Decluttering Following Instagram

Dimas Pramudya Sumarsis
3 min readJan 8, 2023

--

Photo by Souvik Banerjee on Unsplash

Sudah menjadi barang tentu Aplikasi Instagram telah digunakan oleh pelbagai insan manusia di penjuru bumi ini sebagai media untuk berinteraksi, mencari informasi hingga menjual produk.

Instagram ini didirikan oleh Kevin Systrom 12 tahun lalu yang tujuan awalnya untuk share foto dan video kepada sesama user yang saling follow dan following.

Dengan interaksi semacam itu memungkinkan para pengguna bisa menjangkau pengguna lain dari daerah satu ke daerah lain hingga mancanegara.

Sebuah hal yang menarik bukan, kita bisa saja berinteraksi dengan artis yang kita idolakan sampai-sampai kita membuat sebuah video atau foto yang berpotensi viral, sehingga atensi yang diperoleh menjadi lebih luas dan banyak. tak sedikit mereka-mereka ini di undang oleh stasiun televisi seperti yang sekarang viral fajar sadboy.

Masalah Awal

Dulu saya sering ngefollow akun-akun yang foto atau videonya itu memanjakan mata seperti akun wisata, cityscape sampai-sampai akun makanan saya ikuti.

Saya menikmati sekali apa yang disajikan dalam sosial media itu, terkadang jikalau ada referensi saya tidak sungkan-sungkan untuk mengtap tombol follow.

Hingga penghujung tahun 2022 saya mengalami gejala seperti kecanduan medsos terutama Instagram. Bagaimana tidak, saya menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk scrolling reels instagram.

Lebih-lebih kini peningkatan jumlah iklan kian masif di instagram membuat akun-akun yang dulunya saya follow kini diselipi iklan-iklan yang kebanyakan dari toko online.

Sosial media yang saya ikuti bak sampah yang datang dan mesti saya lihat sehari-hari dengan jumlah following hingga 1.5k akun.

Kalau dikomparasikan agak ngenes sih, soalnya kalau dilihat jumlah followers saya cuma 500-an tapi jumlah followingnya 3x lipatnya.

Haduh haduh haduh.

Proses Decluttering

Awal tahun menjadi proses dimana saya mulai menggeluti minimalisme seusai dengan kadar kebutuhan saya, tak pelak filsafat stoikisme juga mulai saya terapkan walau masih suka lepas kendali.

Jika kalian tahu di minimalisme ini ada sebuah gagasan gaya hidup yaitu “Digital Minimalism” yang artinya kita bisa menyingkirkan distraksi sosial media dengan cara menyaring dan menyortir apa yang kita lihat di akun sosmed kita.

Prinsipnya kita tahu akun apa aja yang kita ikuti, akun apa aja yang memberikan impact kepada kita, dan akun apa aja yang kita ingin ketahui isinya.

Konsep ini bisa kawan-kawan lihat di situs https://greatmind.id/article/on-marissa-s-mind-digital-minimalism

Konsep inilah yang menginspirasi saya untuk “bersih-bersih” sosmed dengan me-unfollow akun-akun yang membuat saya terdiktraksi.

Yang pertama saya mencoba mengunfollow akun dari urutan terbawah, karena urutan terbawah adalah urutan akun yang selama ini interaksinya kurang atau jarang aktif.

Hari pertama saya berhasil unfollow 150 akun, mengapa hanya demikian, karena instagram memiliki maksimal unfollow akun hanya mencapai segitu, jika lebih dari itu maka akun kita bisa ditangguhkan beberapa waktu.

Hidup Sudah Rumit Jangan Kamu Tambahi Rumit Lagi.

Dr. Fakhrudin Faiz — Filsuf & Dosen UIN Kalijaga

Lanjut butuh waktu 5 hari untuk nge-unfollow akun hingga sekarang following saya tersisa 337, sebuah pencapaian dari 1.5k hingga 337 following yang dimana jumlah ini sudah cukup bagi saya untuk menjelajahi Instagram tanpa perlu melihat sampah-sampah berceceran.

Di twitter dan sosmed lain saya melakukan hal yang sama, bahkan ada beberapa aplikasi yang saya uninstall untuk mencegah distraksi dan pikiran keruh datang.

Hasilnya lebih baik ketimbang tahun kemarin, saya bisa memikirkan apa yang bisa saya pikirkan.

Hasil Akhir

Ini memang belum berakhir, bisa saja kedepan saya mem-follow akun-akun itu lagi, maka dari itu “digital minimalism” harus di implementasikan sesering mungkin, kita tidak pernah tau dari mana datangnya rasa cemas dan overthinking.

Maka dari itu tidak ada salahnya jika kita berberes dari sosmed kita dulu, setelah distraksi hilang, baru menyelesaikan masalah yang lainnya.

Oke See Ya ✌️

--

--

Dimas Pramudya Sumarsis
Dimas Pramudya Sumarsis

Written by Dimas Pramudya Sumarsis

A Yeagerist who write codes, interest with past, future, black and white images and writing sometimes

No responses yet