Cerita Tiga Tahun

Dimas Pramudya Sumarsis
2 min readJan 7, 2022

--

Photo by MIO ITO on Unsplash

Setelah lulus saya berekspetasi bahwa kedepan jalan hidupku dan rencanaku akan semulus seperti jalan tol yang ada di eropa.

Lalu saya terbangun di pagi hari sambil menampar pipi dan tersadar bahwa ini tak akan semulus yang dibayangkan .

2022 ini adalah tahun ketiga saya bekerja di sebuah startup yang bertransformasi menjadi sebuah korporasi dan mengetatkan peraturan selayaknya perseroan .

Tiga tahun ini banyak hal yang berhasil dilalui, pengalaman pengalaman berharga tercipta dan berdatangan seiring rasa sepinya hidup ketika semakin tua sirkel kita yang katanya semakin sempit “saya hampir percaya itu” .

Berkenalan dan berjibaku sebagai pengembang perangkat lunak berbasis gawai

Awal dari petualangan ini adalah ketika berhasil lulus dan mendapat pekerjaan sebagai pengembang perangkat lunak berbasis gawai .

Berkenalan dengan bahasa pemrograman swift dan menjadi makanan sehari hari di pekerjaan, kalau di hitung hitung cuma satu proyek yang masih di rawat sampai saat ini sisanya seusai di bangun lalu di tinggalkan atau dilepas .

Hitung hitung lumayan buat pengalaman .

Mencoba menjadi pekerja lepas

Satu hal yang masih penasaran adalah menjadi pekerja lepas, ini adalah tantangan tersulit bagi saya karena di sini saya harus seimbang memikul waktu, tenaga dan keluarga .

Pernah menjadi pekerja lepas dengan mengerjakan sebuah situs pendataan kecamatan dan itu merupakan tantangan yang lumayan bisa saya selesaikan .

Namun setelah itu saya memutuskan untuk menyeimbangkan kehidupan kerja dan berpikir tuk menjalankan penghasilan pasif .

Berkenalan dengan flutter

Tiba tiba si bos menyampaikan ide bagaimana membangun aplikasi android dan iOS menjadi satu dengan menggunakan kerangka yang bernama flutter .

Awalnya saya tidak tertarik dengan ini, apalagi flutter tidak memiliki fitur auto layout seperti di native .

Sulit di awal namun setelah mencoba dan mencoba saya menemukan kemistri pada flutter .

Dengan flutter kantor kami mampu membuat 4 aplikasi dalam beberapa bulan .

Jatuh Sakit

Pada bulan Juni 2021 saya jatuh sakit namun saya tidak tahu saya sakit virus korona atau tidak .

Ini adalah masa sulit saya dimana saya serasa seperti mau mati dan di tengah malam saya seperti melakukan negosiasi dengan Allah Swt jika benar benar pergi hari itu .

Alhamdulillah Gusti Allah Swt memberikan keputusan yang terbaik dengan masih memberikan kesempatan untuk menjalani dunia yang sementara ini .

Dan syukurnya ayah ibu tidak ada gejala parah sedikitpun .

Kantor mulai bangkit

Pandemi korona membuat pebisnis harus memutar otak agar usahanya tidak gulung tikar, apalagi kantor saya adalah salah satu sektor jasa yang hampir terkena imbasnya .

Namun dengan solidnya tim dan berhasil menemukan metode bisnis yang tepat perlahan kantor kami mulai berbenah dan bangkit.

Tak ada yang berubah, pandemi masih berlangsung semoga tahun ini memberikan sihir pada saya agar terus maju dan meraih mimpi mimpi yang telah saya gantungkan diantara bintang di surga .

--

--

Dimas Pramudya Sumarsis
Dimas Pramudya Sumarsis

Written by Dimas Pramudya Sumarsis

A Yeagerist who write codes, interest with past, future, black and white images and writing sometimes